BIODATA
Nama :
Khalid bin Al Walid
Gelaran
: Saifullah (Pedang Allah)
Keturunan
: Golongan Bangsawan (Bani Makhzum)
Tarikh
lahir : Tahun 592 Masehi
Tarikh
memeluk Islam : Bulan Safar tahun 8 Hijrah
Tarikh
meninggal dunia : Tahun 21 Hijrah
Umur
meninggal dunia : 38 tahun
Tempat dikebumikan : Hims, Syria.
Sejarah
Hidup Khalid Al-Walid
Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia
anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama
Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk diantara keluarga Nabi yang sangat
dekat. Maimunah, makcik Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri
pun Khalid ada hubungan keluarga, iaitu saudara sepupunya. Suatu hari pada masa
kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini bermain. Khalid dapat mematahkan kaki
Umar. Untunglah dengan hanya sekali perawatan kaki Umar dapat diluruskan
kembali dengan baik.
Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling
berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka’bah
dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan
kain penutup Ka’bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan percuma
bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka’bah tidak seorang pun yang berani
meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau
jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan
skop sambil berkata, “Wahai Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik
terhadap rumahMu”.
Nabi berharap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini
timbul karena Walid seorang pahlawan yang berani dimata rakyat. Kerana
itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang ramai. Jika dia telah masuk Islam
ratusan orang akan mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-’an itu adalah
kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan,
bahwa dia tidak boleh berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.
Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan
segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan.
Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia
takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini
menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang
yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam.
Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan,
Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku
inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi pejuang-pejuang.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang boleh lebih dibanggakan seperti
Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam dilembah
Abu Thalib, orang-orang Banu Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya
menentang pengepungan itu.
Latihan Pertama
Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya.
Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai
kebun buah-buahan yang terbentang dari kota Mekah sampai ke Taif. Kekayaan
ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.
Dia lebih berleluasa dan tidak perlu belajar berdagang. Dia tidak perlu
bekerja untuk menambah pencarian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan
memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah
bertinju dan beradu tenaga.
Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang
Pahlawan. Panglima perang bererti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal
terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pakciknya adalah orang-orang yang terpandang
dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan kuat kepada Khalid untuk
mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan pakcik-pakciknya.
Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat
mengatasi teman-temannya didalam hal beradu tenaga. Sebab itulah dia
menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah
mempelajari keahlian menunggang kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga
mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya
yang asli, ditambah dengan latihan yang kuat, telah membina Khalid menjadi
seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.
Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap
orang. Dengan jelas orang dapat melihat, bahawa dia akan menjadi ahli dalam
seni ketenteraan. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk
menjadi ahli tentera yang luar biasa.
Menentang Islam
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara
rakan-rakannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat.
Lama kelamaan Khalid meningkat menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu
itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi
agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya
bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy
sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk
menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh
berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri
digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini
sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini
diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk
membuktikan bakat dan kecekapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam
segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kualitinya sebagai
pejuang.
Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy didalam perang Badar membuat mereka jadi kecewa,
kerana penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan
kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah hancur dan kehinaan Arang telah
terconteng dimuka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak mampu lagi
mengangkat dirinya dari kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat
persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.
Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya
kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan
Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau
mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan
membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhuawatiran.
Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting, dimana tentara Quraisy dapat
menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi
menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar
bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai
meninggalkan posisi masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih
besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat
kekalahan-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Kerana kekalahan ini hati
mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam.
Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik.
Tetapi setelah orang-orang Islam mulai menguasai pertahanan mereka, mereka
telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka pijak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa
Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat genting sedang mengancam
orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap
tenang. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan menyerang
balas.
Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas
ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang,
harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan
akibatnya, sebahagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan
posisinya dan menyerbu kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera
melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk.
Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting
dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi berleluasa untuk menggempur
pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan
menggempur orang Islam dipusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk
melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai
berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang.
Pemenang-pemenang beberapa minit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi
dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi genting.
Khalid bin Walid telah merubah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu
kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi
karena gemilangnya Khalid sebagai ahli strategi perang, kekalahan-kekalahan
telah menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lubang-lubang kelemahan
pertahanan orang Islam.
Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya.
Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan
memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang
mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena
Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam
dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan
peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komander perang dan
menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid
bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat
badannya, namun ternyata kematianya diatas katil. Betapa menyesalnya Khalid
harapan untuk mati sahid dimedan perang ternyata tidak tercapai dan Allah
menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang
luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan
akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemahuan-Nya.
Sumber:
thanks a lot.
No comments:
Post a Comment